8 Mar 2011

Globalisasi

-  Pengertian Globalisasi. 
   Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer sebagai iseologi baru sekitar lima atau seuluh tahun terakhir. 
   Konsep akan globalisasi menurut Robertson (1992), mengacu pada penyempitan dunia secar insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semaki meningkatnya koneksi global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut. Pengertian lain dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan politik yang semakin mengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran kita. Produksi global atas produk lokal dan lokalisasi produk global.

-  Globalisasi dan Budaya.
   Globalisasi  dalam kebudayaan dapat berkembang dengan cepat, hal ini tentunya dipengaruhi oleh adanya kecepatan dan kemudahan dalam memperoleh akses komunikasi dan berita namun hal ini justru menjadi bumerang tersendiri dan menjadi suatu masalah yang paling krusial atau penting dalam globalisasi, yaitu kenyataan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dikuasai oleh negara - negara maju, bukan neagara - negara berkembang seperti Indonesia.
   Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia maampu mengubah dunia secara mendasar Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan transportasi internasional telah menghilangkan batas - batas budaya setiap bangsa.


-  Globalisasi : Persebaran Budaya Dunia.
   Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai - nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelalajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini. (Lucian W. Pye, 1966)
   John Naisbitt (1988), dalam bukunya yang berjudul Global Paradox memperlihatkan hal yang bersifat paradoks dari fenomena globalisasi. Naisbitt (1988) mengemukakan pokok - pokok pikiran, yaitu semakin kita menjadi universal, maka tindakan kita semakin menjadi kesukuan atau lebih berorientasi 'kesukuan' dan berpikir secara lokal, namun bertindak global. Yang dimaksud Naisbitt disini adalah bahwa kita harus berkonsentrasi kepada hal - hal yang bersifat etnis, yang hanya dimiliki oleh kelompok atau masyarakat itu sendiri sebagai modal pengembangan ke dunia Internasional. Dengan demikian, berpikir lokal, bertindal global, seperti yang dikemukakan Naisbitt di atas, dapat diletakkan dan diposisikan pada masalah - maslah kesenian di Indonesia sebagai kekuatan yang penting dalam era globalisasi.


-  Perubahan Budaya Dalam Globalisas : Kesenian yang Bertahan dan yang Tersisihkan.
   Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai - nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma sosial merupakan salah satu dampak dari adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan sarna transportasi internasional telah menghilangkan batas - batas budaya setiap bangsa.
  Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Pesatnya laju teknologi informasi atau teknologi komunikasi telah menjadi sarna difusi budaya yang ampuh, sekaligus juga alternatif pilihan hiburan yang lebih beragam bagi masyarakat luas.


-  Kesenian Rakyat Dalam Orientasi Globalisasi
   Pada era globalisasi saat ini, aksistensi atau keberadaan kesenian rakyat berada pada titik yang rendah dan mengalami berbagai tantangan dan tekanan baik dari pengaruh luar maupun dari dalam. Tekanan dari luar terhadap kesenian rakyat ini dapat dilihat dari pengaruh berbagai karya - karya kesenian populer dan juga karya - karya kesenian yang lebih modern lagi yang dikenal dengan budaya pop. 


-  Peran Pemerintah Dalam Kesenian Rakyat
   Peran kebijaksanaan pemerintah yang lebih mengarah kepada pertimbangan ekonomi daripada cultural atau budaya, menurut pendapat saya dapat dikatakan merugikan suatu perkembangan kebudayaan. Jennifer Lindsay (1995), dalam bukunya yang berjudul 'Cultural Policy And The Perfoming Arts In South - East Asia', mengungkapkan kebijakan kultural di Asia Tenggara saat ini secara efektif mengubah dan merusak seni - seni pertunjukkan tradisional, baik melalui campur tangan, penanganan yang berlebihan, kebijakan - kebijakan tanpa arah, dan tidak ada perhatian yang diberikan pemerintah kepada kebijakan kultural atau konteks kultural. 
   Globalisasi informasi dan budaya yang terjadi menjelang millenium baru seperti saat ini adalah sesuatu yang tak dapat dielakkan. Kita harus beradaptasi dengannya karena banyak manfaat yang bisa diperoleh. Harus diakui bahwa teknologi komunikasi sebagai salah produk dari modernisasi bermanfaat besar bagi terciptanya dialog dan demokratisasi budaya secara masal dan merata. 
   Globalisasi mempunyai dampak yang besar terhadap budaya. Kontak budaya melalui media massa menyadarkan dan memberikan informasi tentang keberadaan nilai - nilai budaya lain yang berbeda dari yang dimiliki dan dikenal selama ini. Kontak budaya ini memberikan masukan yang penting bagi perubahan - perubahan dan pengembangan - pengembangan nilai - nilai dan persepsi dikalangan masyarakat yang terlibat dalam proses ini. 
   Globalisasi budaya yang begitu pesat harus diantisipasi dengan memperkuat identitas kebudayaan nasional. Berbagai kesenian tradisional yang sesungguhnya menjadi aset kekayaan kebudayaan nasional jangan sampai hanya menjadi alat atau slogan para pemegan kebijaksanaan, khususnya pemerintah, dalam rangka keperluan turisme, politik, dan sebagainya.
   Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh kesenian rakyat cukup berat. Karena pada era teknologi dan komunikasi yang sangat canggih dan modern ini masyarakat dihadapkan kepada banyaknya alternatif sebagai pilihan, baik dalam menentukan kualitas maupun selera.
   Untuk menghadapi hal - hal tersebut di atas ada beberapa alternatif untuk mengatasinya, yaitu mengkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) bagi para seniman rakyat. Selain itu, mengembalikan peran aparat pemerintah sebagai pengayom dan pelindung, dan bukan sebaliknya justru menghancurkannya demi kekuasaan dan pembangunan yang berorientasi pada dana - dana proyek atau dana - dana untuk pembangunan dalam bidang ekonomi saja.